• About
  • Contact
  • Sitemap
  • Privacy Policy

Sejarah Perlawanan Kerajaan Demak Terhadap Portugis

 

Sebelumnya Demak merupakan daerah yang dikenal dengan nama Bintoro (Gelagahwangi) yang merupakan daerah kadipaten di bawah kekuasaan Majapahit. Kadipaten Demak tersebut dikuasai oleh Raden Patah salah seorang keturunan Raja Brawijaya V (Bhre Kertabumi) raja Majapahit.
Dengan berkembangnya Islam di Demak, maka Demak dapat berkembang sebagai kota dagang dan pusat penyebaran Islam di pulau Jawa. Hal ini dijadikan kesempatan bagi Demak untuk melepaskan diri dengan melakukan penyerangan terhadap Majapahit.
Setelah Majapahit hancur maka Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di pulau Jawa dengan rajanya yaitu Raden Patah. Kerajaan Demak secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya di daerah Bintoro di muara sungai, yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas di perairan Laut Muria. (sekarang Laut Muria sudah merupakan dataran rendah yang dialiri sungai Lusi).
Bintoro sebagai pusat kerajaan Demak terletak antara Bergola dan Jepara, di mana Bergola adalah pelabuhan yang penting pada masa berlangsungnya kerajaan Mataram (Wangsa Syailendra), sedangkan Jepara akhirnya berkembang sebagai pelabuhan yang penting bagi kerajaan Demak.

Lokasi kerajaan Demak yang strategis untuk perdagangan nasional, karena menghubungkan perdagangan antara Indonesia bagian Barat dan dengan Indonesia bagian Timur, serta keadaan Majapahit yang sudah hancur, maka Demak berkembang sebagai kerajaan besar di pulau Jawa,dan dengan rajanya yang pertama yaitu Raden Patah. Ia bergelar Sultan Alam Akbar al-Fatah (1500-1518).
Pada masa pemerintahannya Demak memiliki peranan yang penting dalam rangka penyebaran agama Islam khususnya di pulau Jawa, karena Demak berhasil menggantikan peranan Malaka, setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis 1511.
Kehadiran Portugis di Malaka merupakan ancaman bagi Demak di pulau Jawa. Untuk mengatasi keadaan tersebut maka pada tahun 1513 Demak melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka, yang dipimpin oleh Adipati Unus atau terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor.
Serangan Demak terhadap Portugis walaupun mengalami kegagalan namun Demak tetap berusaha membendung masuknya Portugis ke pulau Jawa.
PadamasapemerintahanAdipatiUnus (1518/1521), DemakmelakukanblokadepengirimanberaskeMalakasehinggaPortugiskekuranganmakanan.
Puncak kebesaran Demak terjadi pada masa pemerintahan Sultan Trenggono (1521 ? 1546), karena pada masa pemerintahannya Demak memiliki daerah kekuasaan yang luas dari Jawa Barat sampai Jawa Timur.

Setelah Anda melihat dan mengamati gambar peta kekuasaan Demak tersebut, yang perlu Anda ketahui bahwa daerah kekuasaan tersebut berhasil dikembangkan antara lain karena Sultan Trenggono melakukan penyerangan terhadap daerah-daerah kerajaan-kerajaan Hindu yang mengadakan hubungan dengan Portugis seperti Sunda Kelapa (Pajajaran) dan Blambangan.
Penyerangan terhadap Sunda Kelapa yang dikuasai oleh Pajajaran disebabkan karena adanya perjanjian antara raja Pakuan penguasa Pajajaran dengan Portugis yang diperkuat dengan pembuatan tugu peringatan yang disebut Padrao. Isi dari Padrao tersebut adalah Portugis diperbolehkan mendirikan Benteng di Sunda Kelapa dan Portugis juga akan mendapatkan rempah-rempah dari Pajajaran.
Sebelum Benteng tersebut dibangun oleh Portugis, tahun 1526 Demak mengirimkan pasukannya menyerang Sunda Kelapa, di bawah pimpinan Fatahillah. Dengan penyerangan tersebut maka tentara Portugis dapat dipukul mundur ke Teluk Jakarta.

nt-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-font-family: Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language: EN-US;mso-bidi-language:AR-SA'>PadamasapemerintahanAdipatiUnus (1518/1521), DemakmelakukanblokadepengirimanberaskeMalakasehinggaPortugiskekuranganmakanan.
Puncak kebesaran Demak terjadi pada masa pemerintahan Sultan Trenggono (1521 ? 1546), karena pada masa pemerintahannya Demak memiliki daerah kekuasaan yang luas dari Jawa Barat sampai Jawa Timur.
Kemenangan gemilang Fatahillah merebut Sunda Kelapa tepat tanggal 22 Juni 1527 diperingati dengan pergantian nama menjadi Jayakarta yang berarti Kemenangan Abadi.
Sedangkan penyerangan terhadap Blambangan (Hindu) dilakukan pada tahun 1546, di mana pasukan Demak di bawah pimpinan Sultan Trenggono yang dibantu oleh Fatahillah, tetapi sebelum Blambangan berhasil direbut Sultan Trenggono meninggal di Pasuruan.
Dengan meninggalnya Sultan Trenggono, maka terjadilah perebutan kekuasaan antara Pangeran Sekar Sedolepen (saudara Trenggono) dengan Sunan Prawoto (putra Trenggono) dan Arya Penangsang (putra Sekar Sedolepen).
Perang saudara tersebut diakhiri oleh Pangeran Hadiwijaya (Jaka Tingkir) yang dibantu oleh Ki Ageng Pemanahan, sehingga pada tahun 1568 Pangeran Hadiwijaya memindahkan pusat pemerintahan Demak ke Pajang. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Demak dan hal ini juga berarti bergesernya pusat pemerintahan dari pesisir ke pedalaman.
Dari penjelasan tersebut, apakah Anda sudah memahami? Kalau sudah paham simak uraian materi selanjutnya.

Seperti yang telah dijelaskan pada uraian materi sebelumnya, bahwa letak Demak sangat strategis di jalur perdagangan nusantara memungkinkan Demak berkembang sebagai kerajaan maritim.
Dalam kegiatan perdagangan, Demak berperan sebagai penghubung antara daerah penghasil rempah di Indonesia bagian Timur dan penghasil rempah-rempah Indonesia bagian barat. Dengan demikian perdagangan Demak semakin berkembang. Dan hal ini juga didukung oleh penguasaan Demak terhadap pelabuhan-pelabuhan di daerah pesisir pantai pulau Jawa.
Sebagai kerajaan Islam yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak juga memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah satu hasil pertanian yang menjadi komoditi dagang.
Dengandemikiankegiatanperdagangannyaditunjangolehhasilpertanian, mengakibatkanDemakmemperolehkeuntungan di bidangekonomi.


TOKOH YANG MEMIMPIN RAKYAT DEMAK MELAWAN PORTUGIS

1.    Katir, ia adalah seorang gerilyawan yang berasal dari Jepara. Katir pernah melakukan sabotase beras terhadap Malaka. Akibatnya Portugis kekurangan beras.

1.    Katir, ia adalah seorang gerilyawan yang berasal dari Jepara. Katir pernah melakukan sabotase beras terhadap Malaka.Akibatnya Portugis kekurangan beras.
2.    Adipati Unus (Pati Unus), dengan dibantu Aceh, Palembang, dan Bintan pada tahun 1513 Pati Unus menyerang Malaka, namun gagal. Pati Unus mendapat julukan “Pangeran Sabrang Lor”. Pati Unus menentang Portugis di Malaka, karena:
a.    Kedatangan Portugis ke Malaka mengancam kedudukan Demak sebagai kota pelabuhan.
b.    Kedatangan Portugis ke Malaka mengancam kedudukan pedagang-pedagang Islam.
3.    Fatahillah, tahun 1527 Kerajaan Demak mengirim armadanya di bawah pimpinan Fatahillah untuk membebaskan Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Fatahillah berhasil mengusir Portugis yang ingin bekerja sama dengan Kerajaan Hindu Pajajaran.
Oleh Fatahillah nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta yang artinya kemenangan sempurna. Kemenangan Fatahillah memiliki arti penting yaitu:
a.    Jalan perdagangan yang membentang dari Maluku-Aceh dapat diselamatkan dari genggaman Portugis.
b.    Demak dapat menguasai seluruh bandar di pesisir utara Jawa dari Banten sampai Surabaya.
c.    Kerajaan Pajajaran terisolir dari Laut Jawa sehingga tidak dapat berhubungan dengan bangsa Portugis.
2.    Adipati Unus (Pati Unus), dengan dibantu Aceh, Palembang, dan Bintan pada tahun 1513 Pati Unus menyerang Malaka, namun gagal. Pati Unus mendapat julukan “Pangeran Sabrang Lor”. Pati Unus menentang Portugis di Malaka, karena:
a.    Kedatangan Portugis ke Malaka mengancam kedudukan Demak sebagai kota pelabuhan.
b.    Kedatangan Portugis ke Malaka mengancam kedudukan pedagang-pedagang Islam.


Sejarah Perlawanan Kerajaan Demak Terhadap Portugis 4.5 5 Unknown Sebelumnya Demak merupakan daerah yang dikenal dengan nama Bintoro (Gelagahwangi) yang merupakan daerah kadipaten di bawah kekuasaan Maj...


No comments:

Post a Comment

J-Theme