• About
  • Contact
  • Sitemap
  • Privacy Policy

STATUS PRAESENS (ANAMNESA)

 


S memiliki tinggi badan 170 cm dengan berat badan 80 kg. S terlihat memiliki badan tinggi besar. Namun cara berjalan S terkesan lambat dan bungkuk. Awalnya pemeriksa meminta bantuan untuk dicarikan klien kasus neurotik, namun akhirnya S menawarkan dirinya sendiri dengan alasan dirinya juga sedang mengalami masalah.
Pertemuan pertama dilakukan untuk In-Take, karena S mengeluhkan kondisi dirinya, S datang dengan mengenakan pakaian yang casual, cenderung santai, dengan menggunakan kaos dan celana jeans. S mengeluhkan kondisi dirinya yang tidak memiliki semangat untuk mengerjakan skripsi. S merasa tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan skripsi. Beberapa kali S mengatakan malas dan harus memulai dari mana untuk mengerjakan skripsi. S merasa tidak memiliki daya dan tenaga untuk mengerjakan skripsi karena pemahaman S dalam konsep teoritis kurang. Selain itu S juga merasa membutuhkan arahan dari banyak pihak untuk mengerjakan skripsinya.
            Berdasarkan In take, diperoleh data bahwa S adalah individu yang kurang memperhatikan penampilan fisiknya.



ANAMNESA

KELUARGA
Keurutan dalam keluarga :
  1. P, 28 tahun, PNS dokter di Puskesmas
  2. S, 23 tahun, Mahasiswa Semester 9 Unisba
  3. P, 11 tahun, siswi SMP kelas 1

Ayah
            Ayah digambarkan oleh sebagai figur yang keras, otoriter, galak, tidak dapat ditentang semua keputusannya dan sering pemberi aturan di rumah. Semenjak SD sampai SMA ayah memberikan banyak larangan pada S. jika S melanggar maka Ayah akan langsung memberikan hukuman, sampai memberikan hukuman fisik. S merasa sampai SMA ayah sangat over-protective padanya. S tidak memiliki kuasa untuk menentang segala aturan yang diberikan ayahnya. Pernah S melanggar jam malam yang ditentukan ayah, kemudian S mencoba untuk melawan, ayah langsung mengatakan “eh...wani ka kolot” (eh, berani sama orang tua), dengan nada tinggi.
            Ayah tidak hanya keras di rumah, di lingkungan pekerjaannya pun ayah terlihat seperti itu. S pernah melihat ayah marah pada anak buahnnya di depan banyak orang dengan nada yang tinggi dan keras.
            Namun, S juga menyadari bahwa ayah selalu memenuhi segala kebutuhan yang S butuhkan. Seperti kebutuhan untuk sekolah, kuliah, kebutuhan sehari-hari, juga motor. Bahkan, S memiliki cita-cita, ingin menjadi anggota POLRI jika sudah lulus.



Ibu
Ibu digambarkan sebagai individu yang perhatian, dekat dengan S, namun cerewet. Ibu sering mengkritik cara S berpakaian. Namun, S merasa lebih dekat dengan ibu dibanding dengan ayah. S sering 'curhat' dengan ibu, seperti masalah kuliah atau masalah pacarnya.

Kakak
S tidak terlalu dekat dengan kakak. S ingat bahwa ketika masih kecil, S sering bertengkar dengan kakak, tidak jarang S betengkar secara fisik dengan kakaknya selain verbal, namun sekarang sudah berkurang. Kakak S baru menikah satu bulan yang lalu. S jarang berkomunkasi dengan kakak. S menggambarkan bahwa kakak adalah individu yang sensitif, mudah tersinggung dan pemarah.

Adik
S menggambarkan bahwa adik S adalah individu yang manja, mudah marah, dan anak yang paling berani menentang ayah. Ayah pun cenderung akan mengalah jika adik sudah melawan. S lebih dekat dengan adik daripada dengan kakak. S mengajarkan adik untuk berani melawan, termasuk jika teman-temannya mengganggunya. S merasa caranya mengajarkan adiknya berperilaku keras salah, karena sekarang S mulai melihat bahwa adiknya makin “tomboy” dan sangat mudah murah. S mengatakan sekarang S lebih menyarankan pada adiknya jika ada yang mengganggunya, sebaiknya dilaporkan pada guru. Saat ini adik S aktif dalam kegiatan beladiri.


KEHIDUPAN EMOSI
            S menggambarkan bahwa dirinya saat ini sudah ada perubahan. Dulu sampai SMA, S adalah individu yang keras, sangat mudah marah terutama agresi secara fisik, dan mudah tersinggung. Perbuatan tersebut membuat hubungan S dengan beberapa pacarnya tidak baik. Bila S marah, S akan langsung menyerang orang yang membuatnya marah, atau bila S tidak bisa frontal secara langsung, S akan meninju tembok atau pintu sampai retak.
            S merasa semenjak kuliah dirinya sudah berubah, namun pemarah pada dirinya masih sulit untuk dikendalikan. S mulai menyibukkan dirinya ke dalam aktivitas olahraga seperti futsal dan basket. Namun, jika sedang marah, dan pada saat olahraga ada yang membuatnya kesal, hal tersebut dapat dengan mudah memicu S untuk kembali mengeluarkan kemarahannya dengan menyerang orang tersebut. Hal tersebut pernah terjadi, sampai S dipisahkan oleh teman-temannya.
            Terakhir kali S memiliki masalah yang membuatnya tidak fokus dalam mengerjakan skripsinya, saat itu S sedang kesal dan marah. Kemudian, terjadi keributan antara fakultas S dengan fakultas lain. Saat itu ada yang memanas-manasi S, sampai akhirnya S bertengkar dengan 4 orang dari fakultas lain. Namun, teman-temannya segera melerainya. S merasa tidak puas, karena kemarahannya yang tertahan belum sepenuhnya keluar.
            Saat ini S memiliki kecemasan yang sangat mengganggu, yaitu kecemasan untuk tidak dapat lulus dengan cepat. S merasa tidak mampu dan bingung harus memulai dari mana untuk mengerjakan skripsinya. S merasa kemampuan berpikir konseptualnya kurang, malas membaca dan tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankan pendapat jika harus berhadapan dengan pembimbing.
            Selain itu, kecemasan yang S rasakan juga berkaitan dengan relasinya dengan lawan jenis. S memiliki seseorang yang menurut S sudah sangat mengecewakannya namun S belum mampu untuk melupakannya. Sementara itu, S ingin memiliki pacar, namun hal tersebut berdampak pada relasinya dengan orang yang saat ini sedang didekatinya. S khawatir dirinya tidak diterima oleh perempuan yang disukainya tersebut.

Sudah setahun ini, S mengalami dermatitis di betis sebelah kirinya. Baru akhir-akhir tahun ini S memeriksakannya ke dokter. Bila S merasakan cemas atau ada masalah, S akan menggaruk bagian yang gatalnya tersebut bahkan sampai luka. S merasa nyaman, jika sudah menggaruknya. S mengatakan sebelumnya tidak pernah seperti ini, baru kali ini S mengalaminya. 

STATUS PRAESENS (ANAMNESA) 4.5 5 Unknown S memiliki tinggi badan 170 cm dengan berat badan 80 kg. S terlihat memiliki badan tinggi besar. Namun cara berjalan S terkesan lambat...


No comments:

Post a Comment

J-Theme