Salah satu studi yang paling terkenal yang meneliti hubungan antara pakaian dan karakteristik si pemakai adalah penelitian Aiken (1963). Dia meneliti adakah hubungan antara pemilihan pakaian dengan kepribadian seseorang. Survei Aiken yang klasik adalah menyebarkan angket yang dikembangkan untuk memperoleh lima alasan mengapa seseorang memilih pakaian. Secara singkat, seseorang memilih satu atau beberapa pakaian karena :
1.
Mereka tertarik atau mempunyai minat pada pakaian
tersebut ( Interest)
2.
Mereka memperhitungkan keadaan ekonomi mereka sehingga
memilih pakaian tersebut (Economy)
3.
Mereka menggunakan pakaian mereka sebagai penghias atau
dekorasi (Decoration)
4.
Mereka berpakaian atau memilih pakaian tersebut supaya
sesuai dengan keadaan sekelilingnya (Conformity)
5.
Mereka berpakaian atau memilih pakaian tersebut untuk
kenyamanan (Comfort)
Pada dasarnya,
Aiken meneliti untuk mencoba dan menetapkan kepribadian seseorang melalui
pemilihan pakaian.
Aiken menemukan
bahwa wanita yang memiliki minat terhadap suatu pakaian merupakan wanita yang :
o
Biasa atau menyesuaikan diri dengan keadaan
sekelilingnya
o
Tunduk terhadap kekuasaan atau wewenang
o
Keras kepala
o
mudah curiga
o
Mudah gelisah
o
Tegang dan berprasangka dalam berpikir
Wanita yang
memperhitungkan keadaan ekonomi mereka pada pakaian mereka merupakan wanita
yang :
o
Bertanggung jawab
o
Berhati-hati
o
Efisien
o
Seksama
o
Pintar
o
Teliti
o
Mudah mengendalikan diri
Mereka yang
memakai pakaian mereka sebagai penghias atau dekorasi merupakan seseorang yang
:
o
Teliti
o
Biasa atau menyesuaikan diri dengan
lingkungannya
o
Berprasangka
o
Tidak cerdik
o
Bersimpati
o
Mudah bergaul
o
Patuh
Wanita yang
berpakaian untuk menyesuaikan diri dikarakteristikkan :
o
Teliti atau memilih-milih dalam berteman
o
Bermoral
o
Tradisional
o
Patuh dan mengekang diri sendiri
o
Peduli terhadap keadaan ekonomi, sosial, nilai
religi
o
Cenderung untuk tidak mempedulikan nilai
keindahan
Dan terakhir,
Aiken menemukan bahwa wanita yang memilih pakaian demi kenyamanan mereka
merupakan pribadi yang :
o
Bisa mengontrol diri sendiri
o
Mudah bekerjasama
o
Mudah bergaul
o
Cermat
o
Menjunjung tinggi kekuasaan.
Orang yang berhasil memperkuat teori
Aiken dan menjadi terkenal adalah Rosenfeld dan Plax (1977) karena menelusuri
hubungan antara orientasi pakaian dengan karakteristik seseorang. Teori
Rosenfeld dan Plax tentang faktor orientasi pakaian adalah :
1
Kesadaran
berpakaian. Seseorang yang mempunyai kesadaran tinggi dalam berpakaian
akan, sebagai contoh, merasa bahwa itu penting untuk selalu memperhatikan apa
yang mereka pakai.
2
eksibisionisme
(senang memamerkan). Mereka yang mempunyai kesadaran tinggi dengan faktor
eksibisionisme ini akan, misalnya, setuju dan memakai pakaian ketat dan
terbuka. Grup ini mungkin tidak akan pantas datang ke tempat formal dengan
memakai pakaian yang terbuka.
3
Kepraktisan. Subjek sebagai responden menyetujui atas
pernyataan itu seperti, saat membeli pakaian, Saya lebih tertarik pada faktor
kepraktisannya ketimbang keindahannya.
4
Desainer. Dimana subjek ingin memiliki pakaian adalah
tergantung desinernya siapa.
POPULARITAS, MENYERUPAI, DAN HOMOPHILY. Beberapa orang berpakaian
dengan cara mereka sendiri untuk menaikkan popularitas mereka atau mereka
merasa bahwa orang lain akan menyukai mereka. Apa bisa cara kita berpakaian
mempengaruhi perasaan orang lain terhadap kita? Menciptakan homophily dengan orang lain bisa cukup
bermanfaat terhadap hubungan antar personal kita. Homophily dirasakan
kesamaannya dalam penampilan, latar belakang, sikap, dan nilai. Beberapa ahli
menyimpulkan bahwa kesamaan dalam penampilan (dalam pakaian yang kita pakai)
dapat mengurangi persepsi
FIGUR 2.5 KEPRIBADIAN DAN ORIENTASI BERPAKAIAN
KESADARAN BERPAKAIAN
Kesadaran tinggi pada wanita
: pemalu, mudah cemas, mengalah pada kekuasaan,
ramah, mudah bersimpati, setia kepada teman
Kesadaran tinggi pada pria : tenang, berhati-hati, menjunjung tinggi
kekuasaan, mempunyai kebiasaan khusus, dan tradisional
Kesadaran rendah pada wanita : pemimpin, berjiwa bebas, berpengaruh, berpikir jernih, kurang motivasi terhadap hubungan
dengan lawan jenis
Kesadaran rendah pada pria : agresif, independen, tidak percaya bahwa orang mudah
dimanipulasi
EKSIBISIONISME
Kesadaran tinggi pada wanita : radikal, tidak
memihak/obyektif dalam hubungan
antar perseorangan, menganggap diri sangat berguna
Kesadaran tinggi pada pria : agresif, percaya diri, suka bepergian, kurang
perhatian, kurang dalam kasih sayang, pemurung, menuruti kata hati, kurang
pengertian mengenai hubungan keluarga
Kesadaran rendah pada wanita : penakut, tulus, mudah menerima orang lain,
penyabar, kurang menonjol, kurang motivasi terhadap hubungan dengan lawan jenis
Kesadaran rendah pada pria : percaya bahwa orang lain mudah dimanipulasi,
tidak terbuka, kurang pengertian mengenai hubungan keluarga
KEPRAKTISAN
Kesadaran tinggi pada wanita : antusias, suka
bepergian, pandai, percaya diri,
tidak terbuka, menonjol, tidak ada keinginan untuk memimpin
Kesadaran tinggi pada pria : tidak mudah puas, berhati-hati, pemberontak,
pemalu, juga kurang motivasi untuk meneruskan hubungan, orang kepercayaan oleh
figure kekuasaan, atau dalam berteman
Kesadaran rendah pada wanita : obyektif, egois, independen
Kesadaran rendah pada pria : analitikal, serius, pemimpin, pemberi kesan,
dewasa
DESAINER
Kesadaran tinggi pada wanita : mudah berprasangka, tidak
logis, sukar mengkritik, blak-blakan, bersemangat, cepat
Kesadaran tinggi pada pria : mudah menyesuaikan diri, banyak permintaan,
cepat marah, mudah bekerjasama, mudah bersimpati
Kesadaran rendah pada wanita : gigih, banyak akal, berpikir jernih, efisien, disaat
dibawah tekanan menjadi tidak teratur, pesimis terhadap masa depan karirnya
Kesadaran rendah pada pria : egois, tidak mudah puas, pemberani/berjiwa
petualang, mudah cemas, menonjol, kurang motivasi terhadap hubungan pertemanan
kesamaan
dan juga sebaliknya. Satu yang bisa dipegang kebenarannya: kita cenderung lebih
menyukai orang lain dimana orang itu hampir mirip dengan kita, dan teori ini
juga berlaku dalam berpakaian.
Penelitian telah menemukan penyesuaian
diri dengan orang lain dalam berpakaian berhubungan dengan keinginan kita untuk
dapat disukai dan diterima. Penelitian juga menemukan bahwa orang menyukai dan
menerima kita berdasarkan cara kita berpakaian. Popularitas dan menyerupai
sangat berhubungan dengan pakaian. Penelitian menunjukkan bahwa untuk wanita,
memakai pakaian yang benar lebih penting dibandingkan dengan karakteristik
penampilan yang tidak sesuai dengan dirinya asalkan bisa membuatnya populer.
TINGKATAN DAN STATUS. Kita menyimpulkan
bahwa pakaian diartikan sebagai simbol akan status kita. Penyelidikan di
beberapa daerah menunjukkan bahwa dibandingkan berpakaian kasual, pakaian
formal akan lebih meningkatkan persepsi akan status kita. Di beberapa situasi,
kita dapat mempertinggi atau memininalkan status kita dari pakaian apa yang
kita pakai. Beberapa penulis melaporkan bahwa pakaian merupakan pertimbangan
paling penting dalam pertemuan bisnis. Jika pakaian yang kita kenakan memberi
kesan kalau status kita lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan kita, maka
kita tidak akan bisa mendekati sang pelanggan. Jika pakaian kita dibawah
standar dari pelanggan kita, maka kita akan memberi kesan seakan kita tidak
pantas dengan posisi pekerjaan kita (Bixler & Nix-Rice, 1997;
Fischer-Mirkin, 1995; Hewitt & German, 1987; Molloy, 1988; Nix-Rice, 1996;
Richmond, 1996; Rosencranz, 1962; Rosenfeld & Plax, 1977; Sybers &
Roach, 1962; Taylor & Compton, 1968).
Beberapa ahli menyimpulkan bahwa
pakaian sangat penting dalam dunia bisnis saat pakaian itu sendiri memberi
kesan tingkat dan status mereka. Penampilan yang mewah, kami diberitahu,
menunjukkan status manajemen yang lebih tinggi. Bagaimanapun di dalam bisnis,
seseorang sering direkomendasikan untuk harus berpakaian lebih tinggi dari
status atau posisi yang mereka pegang. Ini bertujuan untuk memberi kesan bahwa
Anda-lah kandidat berikutnya untuk jabatan Anda selanjutnya.
KEKUATAN DAN KESUKSESAN. Hampir sama dengan
tingkatan dan status, itu adalah pesan nonverbal dari kekuatan dan kesuksesan.
Di dunia yang penuh dengan urusan keuangan tingkat tinggi dan bisnis besar,
pria dan wanita di perusahaan berjuang setiap hari untuk menerima penghargaan
dan menghasilkan kesuksesan dan menjadi pemimpin. Penulis yang populer menekankan
pentingnya simbol dari kekuatan dan kesuksesan yang merupakan kebutuhan dari
tempat kita bekerja atau berbisnis. Menurut berbegai sumber, setelan pria
pebisnis di desain untuk memancarkan aura kekuatan, kekuasaan, dan kekayaan.
Penulis menyarankan bahwa setelan yang lebih gelap dapat lebih menciptakan
persepsi akan kekuasaan. Bagaimanapun juga, hitam solid, seragam angkatan laut,
dan setelan bisnis dari butik mungkin dibilang terlalu berlebihan. Dan walaupun
biru gelap dan garis-garis abu-abu dterima, warna yang kuat lebih disarankan
untuk dipakai.
Penulis lain menekankan pentingnya
warna biru seperti seragam angkatan laut, warna kayu, atau rok berwarna hitam
untuk wanita karir. Wanita pebisnis, bagaimanapun juga, perlu menghindari
meniru setelan rekan lelaki mereka. Ini akan terlihat seperti ancaman dan
bahkan bisa menurunkan kekuatan dan kekuasaan wanita di perusahaan tersebut.
Wanita dianjurkan untuk berpakaian dengan level yang lebih tinggi. Lagipula,
wanita pebisnis mungkin mau untuk menjauhi sweater dan akhirnya memakai jaket.
Sweater tanpa jaket akan memberikan imej status yang lebih rendah. Jadi,
walaupun beberapa pakaian mungkin akan membuat perempuan lebih menarik, itu
tidak akan mengubah nilainya di perusahaan. Beberapa penelitian yang baik dan
terkontrol menunjukkan bahwa kemenarikan (setidaknya sampai kontrak bisnis)
bukanlah aset untuk membuat wanita dipekerjakan dibawah kedudukan administrasi.
Penampilan yang menarik menunjukkan kesan negatif terhadap evaluasi penampilan
(Henley, 1977; Korda, 1975; Molloy, 1988; Fischer-Mirkin, 1995).
GRUP IDENTIFIKASI. Dihubungkan dengan
kepopuleran dan menyerupai, identifikasi adalah salah satu alasan mengapa orang
berpakaian dengan cara mereka sendiri, seperti kartu pengenal sehingga kita
bisa mengenali antara satu orang dengan yang lain. Kita sering diberitahu, jika
Anda ingin diterima di suatu grup, Anda harus melakukan apa yang dilakukan oleh
Grup tersebut. Dengan kata lain, ikutilah adat istiadat disekitar Anda.
Singer dan Singer (1985) menemukan
bahwa polisi di saat memakai seragam lebih merasa kompeten, dapat diandalkan
dan pintar dibanding saat mereka memakai pakaian santai. Hewitt dan German
(1987) menemukan bahwa sersan Marine pria dan letnan Navy pria merasa lebih
atraktif dan pintar disaat memakai seragam dibanding saat berpakaian santai.
Jelas bahwa pakaian kita menunjukkan siapa diri kita, termasuk grup apa kita,
dan pendirian kita.
Orang-orang berusaha untuk diterima
dalam suatu grup, untuk dikenali dengan beberapa grup individu. Di kampus,
wanita dan pria terinspirasi untuk menjadi anggota asrama,
perkumpulan-perkumpulan, dan grup lainnya untuk membuktikan diri mereka
berharga dengan cara dikenali melalui pakaian dan tindakan dari kakak
laki-laki, kakak perempuan, dan kawan sebaya.
GENERALISASI TENTANG PAKAIAN
Kita
telah mendiskusikan pentingnya fungsi sebuah pakaian, termasuk fakta bahwa kita
menggunakan pakaian untuk menilai orang secara stereotip dalam berbagai cara.
Sebelum kita maju lebih jauh, ini penting bahwa generalisasi tentang penilaian
seseorang yang kita buat berdasarkan pakaian yang mereka kenakan.
GENERALISASI 1. Ketepatan dari penilaian kita tentang orang
lain berdasarkan bermacam-macam pakaian sebagai fungsi dari tipe penilaian apa
yang kita buat. Peneliti menemukan bahwa penilaian berdasarkan dari jenis
kelamin, umur, bangsa, status sosial ekonomi, grup identifikasi,
pekerjaan/jabatan, dan status resmi. Dengan kata lain, kita lebih suka menilai
seseorang lewat karakteristik demografik berdasarkan pakaian. Ketepatan yang
kurang dalam penilaian adalah dalam menilaia kepribadian seseorang, mood,
nilai, dan pendirian. Karena itulah, kita biasanya tidak bagus saat menggunakan
pakaian untuk menilai karakteristik psikologi seseorang.
GENERALISASI 2. Setelan orang lain
mempengaruhi persepsi kita merupakan bagian dari fungsi pakaian apakah dia
kenalan atau orang asing. Pada dasarnya, kesan yang berdasarkan pada pakaian
cenderung penting pada awal pertama dan interaksi pertama.
GENERALISAI 3. Persepsi yang kita punya
tentang orang lain awalnya dipengaruhi oleh pakaian yang mereka kenakan. Kita
menilai dan akan terus menerus menilai orang lain berdasarkan pakaian mereka.
Kita sering memutuskan kita memulai interaksi berdasarkan pakaian seseorang dan
penampilan fisik.
GENERALISASI 4. Jika seseorang berpakaian
hampir sama dengan kita, maka kita akan lebih menyukai dia dan memulai
interaksi dengannya. Sekali lagi, dasar dari munculnya homophily. Dua orang
yang makin merasa diri mereka sama (berdasarkan pakaian), makin sering mereka
berkomunikasi satu sama lain.
GENERALISASI 5.
Jika seseorang mau dikenali sebagai bagian dari suatu grup atau
diidentifikasikan sebagai bagian dari suatu grup, maka kita harus memakai
pakaian yang menunjukkan suatu grup. Jika Anda ingin dikenali sebagai seseorang
pebisnis yang serius, pakai pakaian bisnis standar yang menunjukkan aura
keseriusan.
GENERALISASI 6. Pakaian dapat menunjukkan
tingkat kepercayaan kita. Saat memilih pakaian, kita sering mempertimbangkan
tingkat kredibilitas yang kita terima dari orang lain. Bagaimana kita
berpakaian mungkin tidak akan bisa memprediksikan tindakan kita, tapi itu bisa
memprediksikan apakah seseorang akan berinteraksi dengan kita. Setelan baik
bagi pria maupun wanita umumnya memberi kesan kredibilitas yang tinggi.
Pendeknya, saat kita mengenal
seseorang, pakaiannya dapat mempengaruhi persepsi kita. Kita melihat orang yang
menunjukkan sifat aslinya meskipun pakaiannya tidak cocok dengan persepsi kita.
Dengan orang asing, bagaimanapun juga, pakaian mengambil peran yang penting
pada penilaian kita. Dan dengan faktor penampilan fisik lainnya, pakaian yang
dikenakan orang asing adalah sumber informasi tentang mereka dimana sumber
petunjuk lainnya tidak ada. Jika kita tidak tahu sifat asli seseorang, apa yang
kita lihat dan apa yang kita asumsikan adalah nyata.
ARTIFAK
DAN AKSESORIS
Lihatlah
tubuh dan baju Anda. Apa Anda menemukan apa saja yang memperindah, mendekorasi,
atau yang bisa dikenali dibanding baju Anda? Aksesoris yang bertujuan untuk
memperindah tubuh dan pakaian disebut artifak
personal, dan dapat memberitahu banyak tentang kita sama seperti pakaian yang
kita kenakan. Perhiasan, kacamata, topi, dompet, tas, kotak penyimpanan, alat
tulis Anda, dan bahkan alat merokokpun, dapat memberitahu orang lain tentang
personality kita dibalik semua itu.
Banyak individu yang yang bisa
dikenali lewat artifak personal mereka sendiri yang sebenarnya sulit untuk
dipisahkan. Banyak orang meyesuaikan artifak dan aksesoris yang meunjukkan
siapa diri mereka sebenarnya. Konsultan imej yang sudah profesional tidak ragu
untuk memberikan pedoman untuk pilihan artifak. Molloy (1975) memakai tes I.Q.
image, diamna ia bertanya “Profesi mana yang cocok dengan dasi kupu-kupu?”
Jawabannya adalah pelayan, badut, dosen, dan komentator. Hampir semua profesi
mempunyai artifak menurut seleranya masing-masing.
Artifak yang terkenal yang sering kita
pakai adalah barang dari perhiasan. Tipe jam yang Anda pakai mungkin mengatakan
lebih dari yang Anda sadari. Timex mungkin memberikan imej yang sangat berbeda
dibanding Rolex. Kedua-duanya dapat memberi sinyal yang kuat tentang status
sosioekonomi Anda. Banyak konsultan imej yang menyarankan jumlah dan tipe
perhiasan yang pebisnis pakai bisa menghancurkan imej bisnis mereka.
Rekomendasi yang simpel untuk para pebisnis adalah: tidak memakai anting, tapi
mempunyai jam emas (lebih bagus lagi kalau tipis) yang simpel, dan jika sudah
menikah, cincin pernikahan. Lebih dari itu berarti berlebihan.
Dan untuk pebisnis wanita, menambahkan
lebih dari anting emas, kalung, pin sampai jam dan cincin pernikahan, itu sudah
terlalu jauh. Aturan bagi wanita biasanya ada 5 aksesoris: jam, cincin, anting
(dua dihitung satu), kalung yang simpel, dan pin atau gelang. Perhiasan yang
lebih dari itu adalah kesalahan yang dibuat bagi banyak pebisnis wanita.
Terlalu banyak perhiasan dapat mengganggu selama percakapan dan Anda dapat
dianggap status yang lebih tinggi dari yang sebenarnya, atau Anda dianggap Anda
tidak aman dengan status Anda sendiri. Dalam bisnis, dalam mengenakan
aksesoris, sedikit lebih baik daripada berlebihan (Fischer-Mirkin, 1995;
Kaiser, 1999; Guerrero, De Vito & Hecht, 1999).
Yang paling menonjol, dan mungkin
paling dicari adalah artifak kacamata. Sejak penemuannya, kacamata telah
dihubungkan dengan karakteristik khusus. studi menunjukkan bahwa orang yang
memakai kacamata dianggap lebih pintar, rajin, dan jujur. Studi lainnya
menemukan bahwa wanita yang memakai kacamata sering dianggap lebig relijius,
lazim, dan lebih menggunakan logika.
Kacamata dapat mengkomunikasikan pesan
dengan bagaimana cara kita memanfaatkan kacamata kita. Orang yang memakai dapat
mengirim bermacam-macam sinyal tentang imej dan tingkat emosional mereka
sendiri. Diambil dari berbagai tips, sebagai contoh, biasanya menandakan
nervous, tegang, atau stress. bisa juga mengesankan dalamnya konsentrasi saat memakai kacamata dan
menyentuh pelipis secara bersamaan. Kebosanan juga dapat terlihat jika orang
yang memakainya melipat atau dan memakainya lagi secara terus menerus. Orang
yang mendorong kacamatanya ke dahinya yang bertujuan untuk melihat seseorang
dengan lebih jelas mungkin menunjukkan kejujuran dan kemauan yang terbuka.
Meletakkan kacamata di ujung hidung dan melihat dari atas frame mungkin
mengirim kesan atas kekuasaan, kekuatan, atau ketidakpercayaan.
Kita telah mendiskusikan bebrapa
artifak yang menyumbang isyarat kepada sosial dan budaya yang Anda kirim setiap
hari. Tindakan kecil memang. Tetapi bagaimanapun juga, Anda jangan pernah
melewatkan pin yang kecil, kalung yang paling sederhana, atau anting yang
sangat sederhana sekalipun saat menginventarisasikan pesan nonverbal potensial
yang Anda kirim kepada orang lain melalui penampilan fisik Anda. Orang lain
menilai Anda melalui artifak Anda sama seperti menilai pakaian Anda. Artifak
Anda memberi kesan imej dari diri Anda sendiri, hubungan Anda, dan pendirian
sosial dan politik Anda.
No comments:
Post a Comment